Events

Pengertian Disleksia

Definisi Disleksia

Disleksia (bahasa Inggris: dyslexia) adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata. Ini termasuk kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal. Ada kesulitan-kesulitan lain dalam membaca namun tidak berhubungan dengan disleksia.

Sebagian besar orang awam memahami disleksia sebagai kondisi dimana anak sulit belajar baca, malas menulis, jika menulis banyak huruf yang hilang, sulit menghitung, dan sebagainya, namun sejatinya disleksia sama sekali tidak sesederhana itu.

Seringkali disleksia merujuk pada kondisi dimana kesulitan belajar yang nampak pada individu tersebut sulit dijelaskan karena demikian ‘berlawanan’ dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.

Sebagian besar orang awam memahami disleksia sebagai kondisi dimana anak sulit belajar baca, malas menulis, jika menulis banyak huruf yang hilang, sulit menghitung, dan sebagainya, namun sejatinya disleksia sama sekali tidak sesederhana itu.

Area belajar yang terlibat dalam kesulitan belajar spesifik meliputi area yang luas dan kompleks.

Area pertama adalah area ketrampilan akademis, meliputi kemampuan membaca, menulis, mengeja, aritematika dan bahasa, baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa sosial.

Area kedua adalah area executive function yang juga sangat
penting dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya kemampuan untuk mengelola sesuatu (organizing skill), kemampuan mengendalikan impulsivitas, kemampuan bersosialisasi, persistensi atau ketekunan
dalam menuntaskan suatu pekerjaaan, dan juga ketrampilan koordinasi motorik.

Dardjowidjojo dalam (dalam Hanifa, Mulyadiprana, dan Respati, 2020: 16), mengungkapkan bahwa, disleksia disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor pendidikan, faktor psikologis, faktor biologis, dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Faktor pendidikan, yaitu disleksia yang disebabkan oleh penggunaan metode dalam mengajar membaca, terutama metode “whole-word” yang mengajarkan kata-kata sebagai satu kesatuan dari pada mengajarkan kata sebagai bentuk bunyi dari suatu tulisan. Contohnya: saat anak pada tahap belajar membedakan huruf-huruf seperti b dan d, maka pengajaran yang dapat dilakukan adalah mempelajari hurufnya satu persatu, walau cara ini membutuhkan waktu rumayan lama, namun hal ini dilakukan untuk kelnacaran mengenal huruf bagi anak disleksia.
  2. Faktor psikologis, beberapa priset memasukkan disleksia kedalam gangguan psikologis sebagai akibat dari tindakan disiplin orang tua, kurang kerja sama guru dan orang tua, sering pindah sekolah dan penyebab lainnya. Stres mungkin juga dapat menyebabkan disleksia, namun yang jelas adalah stres dapat memperburuk masalah belajar.
  3. Faktor biologis, disleksia disebabkan oleh penyimpangan bagian-bagian tertentu otak yang mengalami perbedaan perkembangan dengan anak pada umumnya. Namun juga bukan berarti adalah sebuah kecatatan atau gangguan mental, melainkan anak disleksia hanya berbeda dalam fungsi bsagian-bagian otak dan cara belajarnya. Selain itu faktor genetik juga ikut mempengaruhinya. Menurut peneliti, seorang ayah yang mengalami disleksia memberikan potensi menurunkan disleksianya 40% kepada anak laki-lakinnya. Orang tua yang menyandang disleksia, dilaporkan 50% anak-anaknya juga menyandang disleksia.

Sekolah Disleksia TDC Jepara hadir untuk membantu anda, memberi pengajaran khusus untuk anak yang kesulitan belajar.

Kami membantu anak mengembangkan fungsi eksekutif mereka seperti kemampuan manajemen waktu, strategi problem solving, membaca secara akurat, dan lainnya. Adapun jenis-jenis keterampilan executive function:

Kami membantu anak mengembangkan fungsi eksekutif mereka seperti kemampuan manajemen waktu, strategi problem solving, membaca secara akurat, dan lainnya. Adapun jenis-jenis keterampilan executive function:

  1. Mengontrol diri sebelum melakukan sesuatu
  2. Mengendalikan atau mengelola perasaan
  3. Bersegera memulai mengerjakan suatu pekerjaan
  4. Menyusun dan mengelola secara terstruktur
  5. Menentukan skala prioritas dari berbagai kegiatan
  6. Mengevaluasi kapan dan bagaimana untuk menuntaskan tugas

Leave a Comment

×